Sabtu, 6 Ogos 2011

" Firdaus Life : Seminggu 100 Follower Kembali "



Ustazah CT

klik header untuk join :)


Isnin, 1 Ogos 2011

Khamis, 28 Julai 2011

Pastikan...sebelum datang nya Ramadhan

Ramadhan menjelang tiba. Syukur kepada Mu Ya Allah,masih lagi di panjangkan usia untuk menikmati kehidupan bersama anak-anak dan suami tercinta. Begitu jua bersama mak dan abah. Walau jarang ku jumpa tapi tetap terpahat di hati. Semoga Ramadhan ini dapat di lalui bersama insan-insan tersayang sehingga ke akhirnya. 

Renungkan sejenak hadis ini agar kita sama-sama dapat menjalani ibadah Ramadhan dengan sebaiknya...

Yang di bawah ini hadis sahih :
Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata : “Amin..Amin. .Amin..”.
Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau : “Wahai Rasulullah, saat Engkau naik ke atas mimbar, Engkau mengatakan Amin tiga kali, apakah sebabnya?” “Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : “Sesiapa yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan, tetapi dia tidak dapat ampunan Allah, maka dia dimasukkan kedalam api neraka, dan Allah jauh dari dirinya, maka katakanlah :Amin” . Kemudian aku mengaminkannya. “Dan sesiapa yang dapat bersama orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu di antara kedua orang tuanya masih hidup, padahal dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu di antara keduanya, tetapi dia TIDAK berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu di antara keduanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka aku katakan : Amin” “Dan sesiapa yang namaku disebutkan di hadapannya , kemudian dia tidak berselawat untukku, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku katakan “Amin”.   (H.R Ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya 3:188)

Isnin, 9 Mei 2011

Perkara yang harus di ajar kepada anak

Menjadi orangtua adalah hal yang paling penting di dunia, mengajarkan anak 7 hal penting ini akan membantu ia tumbuh besar, tangguh, mandiri dan bertanggung jawab.

1. Mencuci pakaian sendiri
Pada usia 12 tahun, anak sudah harus mampu mencuci pakaian sendiri. Ajar mereka bagaimana memilah pakaian, mencuci dengan tangan, mencuci dengan mesin cuci dan menjemur, dan menggosok dan melipat pakaiannya sendiri sampai rapi; hal ini juga penting selain ia mampu menggunakan komputer, internet dan main game online.
Jangan hanya memarahi anak yang sudah besar saat ia pulang dengan jeans dan pakaian yang kotor–mereka harus bertanggungjawab dan terlibat bagaimana mencuci jeans tersebut, bagaimana cara menghilangkan noda, tentu tidak semudah mencuci pakaian biasa.

2. Memasak yang sederhana
Ajar anak, baik lelaki maupun perempuan, cara memasak makanan sederhana. Karena manusia selalu perlu makan, keterampilan memasak pasti akan berguna kelak baginya bila tinggal jauh dari orangtua, untuk belajar maupun bekerja nantinya, atau saat ia membentuk keluarga baru dengan pasangannya. Dengan bisa masak sendiri, selain lebih hemat juga lebih sehat.
Mulailah dengan membiarkan anak merancang hendak makan apa hari ini, memberitahunya bahan-bahan masakan, belanja bersama dan biarkan ia memasak, dengan sedikit petunjuk dan bantuan anda. Ajak ia merapikan meja dan mencuci piring setelah makan. Pengalaman ini menyiapkan ia menjadi orang yang independen dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.

3. Mempunyai Wang Saku Hasil Keringat Sendiri
Biarkan anak memiliki pekerjaan kecil yang tidak mengganggu waktu belajarnya, Seorang anak menghargai wang yang dihasilkannya sendiri dan belajar menggunakannya secara bijak.
Bila ia suka berjualan untuk menambah wang saku atau memberikan les privat pelajaran, atau dengan hobby yang ditekuninya dapat menghasilkan wang, atau misalkan ia membantu mencuci kereta sehingga papa tidak perlu ke bengkel lagi, memotong rumput dan menyiram bunga sehingga mama tidak perlu bantuan tukang kebun, hal ini juga boleh diberi wang saku tambahan untuk mereka.
Hal ini mengajarkan mereka tanggungjawab atas suatu pekerjaan dan mereka akan belajar standart kualiti untuk suatu pekerjaan, hasil baik dibayar baik, pelajaran memberi dan menerima.

4. Memilih teman yang baik
Pasangan pertama akan mempengaruhi seorang remaja untuk seluruh hidupnya. Itu bakal merupakan pengalaman positif atau negatif. Orangtua tidak dapat mengontrol secara detail hubungan pertemanan remaja, namun paling tidak orangtua dapat memberi contoh, untuk menghargai orang lain, toleransi pada pendapat berbeda, berpikiran terbuka dan easy-going.
Saat hubungan memburuk, orangtua harus suportif dan memberikan pengertian, jadi sebagai teman untuk curahan hati, jelaskan bahwa hal demikian adalah normal di usia mereka, dan merupakan pengalaman dari perjalanan hidup manusia.

5. Mengajarkan anak tentang Kesepakatan
Remaja harus memahami fakta bahwa kompromi (kesepakatan) adalah hal yang harus dilakukan, tidak boleh menuruti kemahuan sendiri (egois) dan memaksakan kehendak kepada orang lain. Misalnya, anak ingin pergi main basketball dan jalan-jalan ke mall bersama teman-temannya di akhir minggu, dan minta diantar ke rumah temannya itu.
Sedangkan anda juga ada rencana yang harus dilakukan, undangan pernikahan di malam hari yang harus dihadiri. Untuk mengakomodasi keperluan bersama, lakukan komunikasi untuk mencapai kesepakatan. Anda setuju untuk mengatarkan anak, namun si anak juga harus pulang tidak terlalu malam agar sudah di rumah sebelum anda pergi ke undangan pesta.


6. Belajar etiket sosial dan penghargaan pada siapapun
Bekali anak dengan sopan santun dan etiket sosial. Anak mencerminkan kehidupan di rumah, jadi “pendidikan” terbaik dalam hal ini adalah pada orangtua, bagaimana mereka memperlakukan pasangannya, pembantu rumah tangga, dan orang-orang di luar rumah.
Contohnya, saat di restoran, saat makanan datang, dahulukan orang yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu (kakek/nenek/orangtua), anak-anak jangan berisik atau berteriak di tempat umum karena bisa menggangu ketenangan orang lain. Saat ada yang mengirimkan hadiah ulang tahun, jangan lupa menelepon atau mengucapkan terima kasih.
Saat mengunjungi teman atau bertamu, harus berpakaian rapi dan sopan, atau membawa sedikit buah tangan, apalagi bila diundang makan/pesta, hargai bantuan orang dengan rasa terima kasih dan jangan melupakan balas budi, hargai orang-orang di sekitar kita seperti cleaning service, pembantu dan lainnya dengan respek yang setara.

7. Belajar berkawan dan memiliki komunikasi yang baik
Seseorang yang terlalu pendiam dan penyendiri, malas berkawan akan merasa tersisih. Bentuklah anak menjadi pribadi yang ramah, riang, terbuka dan selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu, toleransi terhadap perbedaan dan menjadi orang yang dapat dipercaya, mampu memaafkan dan rendah hati.

Semoga anak-anak kita akan menjadi insan yang cemerlang dunia dan akhirat


Sabtu, 7 Mei 2011

Jadikan sebagai amalan harian.....

Barangsiapa yang hafal dan mengamalkan tujuh kalimah ini akan dimuliakan oleh Allah dan malaikat dan akan diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih di lautan..


1.  Bismillahhirrahmannirrahim: pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu. 

2.  Alhamdulliah: pada tiap-tiap habis melakukan sesuatu.


3. Astagfirrullah: jika tersilap mengatakan sesuatu yang buruk.


4. Insyaallah: jika ingin melakukan sesuatu pada masa akan datang. 


5. Lahaulawalaquataillahbillah: bila tidak dapat melakukan sesuatu yang agak berat atau melihat
    sesuatu yang buruk.

6. Innalillah: jika menghadapi musibah atau melihat kematian.

7. Laailaahaillallah : bacalah sepanjang siang dan malam sebanyak-banyaknya.


Amalkanlah selalu moga-moga kita tergolong dikalangan orang yang terpilih oleh Allah.

Sekadar renungan

 DERHAKA KEPADA IBU BAPA MENEMPA KEMURKAAN ALLAH
Dalam jalur hubungan secara mendatar di antara sesama manusia, dari segi tertib dan prioriti, hubungan dengan ibu bapa mempunyai martabat yang khusus dan tinggi. Bagi anak, dia hendaklah meletakkan pada kedudukan yang tinggi dan istimewa martabat kemuliaan ibu bapa dan wajib mendahulukan mereka sebelum orang lain dalam berbuat bakti selepas Allah Ta‘ala dan RasulNya. Kemuliaan dan ketinggian martabat ibu bapa itu bukan diangkat oleh siapa-siapa tetapi diangkat dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, sehinggakan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang maksudnya :
“Keredhaan Allah terletak pada keredhaan bapa dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan bapa.”
(Hadits riwayat At-Tirmidzi)
Sebab apa Allah mengangkat martabat ibu bapa? Kerana ibu dan bapa sangat besar jasanya kepada kita. Tidak ada manusia di muka bumi ini yang lebih besar jasanya kepada kita selain ibu dan bapa. Dengan susah payah ibu kita mengandungkan dan melahirkan. Kemudian ibu bapa kita mengasuh, membesarkan, mendidik dan mencukupkan segala keperluan. Semua itu dilakukan dengan tulus ikhlas dan dengan rasa penuh kasih sayang.
Oleh itu, dalam membina hubungan sesama manusia, ibu bapa mestilah mendapat keutamaan lebih daripada orang lain. Sangat ganjil rasanya jika seseorang mempunyai hubungan yang baik dengan orang lain seperti kawan-kawan di pejabat, di sekolah dan sebagainya, akan tetapi hubungan dengan ibu bapa sendiri diabaikan, apatah lagi jika diderhakai.
Tuntutan berbuat baik kepada ibu bapa bukanlah berdasarkan adat atau kebiasaan yang diwarisi turun-temurun, akan tetapi ianya merupakan tuntutan syara‘. Islam menuntut supaya setiap orang berbuat baik kepada ibu bapa, dan hukumnya adalah fardhu ‘ain. Maknanya, apabila dihukumkan fardhu ‘ain maka setiap orang wajib berbuat baik kepada ibu bapanya sendiri, dan perkara berbuat baik kepada keduanya itu bukanlah suatu yang boleh diwakil-wakilkan kepada orang lain untuk melakukannya. Tuntutan ini banyak dijelaskan melalui dalil-dalil syara‘, di antaranya sebagaimana terkandung di dalam firman Allah Ta‘ala yang tafsirnya :
“Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata, dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang daripada keduanya, atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan ‘ah!’, dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun). Dan hendaklah engkau merendah menghinakan diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka, dengan berkata): “Wahai Tuhanku! Cucurkanlah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil.”
(Surah Al-Israa’, ayat 23-24)
Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman yang tafsirnya :
“Dan Kami wajibkan manusia berbuat kebaikan kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah.”
(Surah Al-Ahqaf, ayat 15)
Sementara dalil-dalil yang terdiri daripada hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang menegaskan tentang perkara ini, di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin ‘Al-‘Ash, beliau berkata yang maksudnya :
“Seorang lelaki datang berjumpa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau meminta izin untuk berjihad, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: “Adakah kedua ibu bapamu masih hidup?” Beliau menjawab: “Ya”, Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Maka kepada keduanyalah engkau berjihad (berbuat baik kepada keduanya dengan jiwa dan harta).”
(Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas memberi petunjuk hukum bahawa berbuat baik kepada kedua ibu bapa itu adalah lebih diutamakan berbanding tuntutan berjihad pada jalan Allah, kerana berjihad pada jalan Allah itu merupakan tuntutan fardhu kifayah (apabila sebahagian orang melakukannya maka gugurlah tuntutan kepada sebahagian yang lain), sedangkan berbuat baik dengan kedua ibu bapa itu merupakan tuntutan fardhu ‘ain, di mana setiap orang mesti melakukannya. Fardhu ‘ain lebih kuat atau lebih tegas tuntutannya berbanding fardhu kifayah. Oleh itu wajib bagi setiap orang berbuat ihsan kepada kedua ibu bapanya. 

Isnin, 11 April 2011

Pengalaman baru

Assalamualaikum.......pagi ni ntah nape....teringin plak nak tulis kat blog....baru belajar mencipta blog...untuk tatapan sendiri, luahan hati dan perkongsian idea. Maklum la...dah tua2 baru nak buat blog. Ye la....ilmu baru sampai. Dulu2 tak de belajar pun komputer ni...dah keje barula jumpa kmpter, belajar2 plak main facebook, buat email dan macam2 lg. tapi, facebook buat aku sakit hati. Kekadang tu buat aku cemburu ngan facebook suami. Maklumlah.... walaupun  dah tua tapi hatinya masih muda (konon la tu). (Alaaaa..... suami pun gitu gak....dia pun jeles gak bila tengok facebook aku) tu yang off kan je. Baik aku cipta blog. Boleh gak kongsi ilmu kat kengkawan.

Pagi tadi waktu nak gi keje rasa sebak plak kat dada. Rasanya tak sanggup aku menghadapi ujian dari yang maha Esa.....Tapi, bila dah beristighfar banyak kali baru aku tersedar. Dugaan demi dugaan yang aku terima menunjukkan aku ni insan yang di sayangi oleh Nya. Kerana dugaan itu hanyalah satu ujian dari Nya. Adakah aku ni tabah orangnya, kental jiwanya ataupun rapuh imannya.

Teringat aku pada penceramah yang berpesan sabarlah dengan dugaan yang diterima semakin banyak dugaan semakin sayang Allah pada kita. Entahlah....aku pun tak tau. Walauapapun aku cuba mengharungi kerana aku nak jadi ibu yg terbaik, dapat membimbing anak2 ke jalan yang soleh. Lebih2 lagi semasa ketiadaan suami kat sisi sewaktu ini. Maklum suami di hantar jauh untuk bertugas.

Wahai suamiku.....doakan isterimu ini agar tabah menerima ujian dari Allah....Tetapkan imannya agar tidak mudah terpelecok hatinya.....(maklum lama wei aku di tinggalkan)..

Ayah dan ibuku.....doakan aku agar permudahkan segala urusanku...semoga anak mu ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik....menguruskan cucu2 nya dengan sebaik mungkin....

Sekian....wassalam....